Laman

Rabu, 20 Juni 2012


LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TANAMAN

ACARA III : FISIOLOGI TANAMAN SAYURAN DAUN (SAWI) TERHADAP PEMUPUKAN




DOSEN PENGAMPU :  Dr. ISMED INONU, M.Si & NYAYU SITI KHODIJAH, S.P., M.Si
DOSEN PRAKTIKUM : INDRA FERIYANTO, S.P



DISUSUN OLEH
NAMA          : Ridwan Diaguna
NIM              : 2011011005
JURUSAN    :AGROTEKNOLOGI
KELAS         : B      





JURUSUAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
I.         PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Kemajuan ilmiah dalam bidang pemupukan tanaman telah menimbulkan revolusi dalam bidang produksi tanaman budidaya. Lebih kurang 50% dari tingginya hasil panen jagung dan biji – bijian lainnya, belum termasuk perbaikan kualitas dan nilai nutrisinya, dapat dikatakan sebagai sumbangan dari pupuk komersial. Hasil panen tanaman budidaya yang rendah dibanyak negara seringkali disebabkan terutama oleh kekurangan nutricea tanaman. Hal ini juga terjadi pada produksi tanaman sawi yang ada di Indonesia. (Gardner, 2008).
Tanaman tingkat tinggi sepertisawi, merupakan organisme yang unik karena dapat mensisntesis seluruh substansi yang dibutuhkannya, termasuk asam amino, hormon dan vitamin, jika diberikan padanya 13 unsur mineral penting bersama dengan karbondioksida dan air. tumbuhan hijau itu autotrofik, yaitu dapat mensisntesis semua penyusun pertumbuhan tubuh yang penting dari unsur – unsur dasar. Tumbuhan hijau itu juga fotolitotrofik, yang berarti bahwa komponen pertumbuhan yang penting disintesis dengan adanya cahaya dari unsur – unsur anorganik atau unsur – unsur lithic (tanah) (Gardner, 2008).

1.2.   Tujuan
Mempelajari pola pertumbuhan serta perkembangan tanaman sawi sebagai salah satu jenis tanaman sayuran daun terhadap pemberian pupuk.

II.      DASAR TEORI
Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. pupuk biasanya diberikan pada trnah, tetapi dapat pula diberikan lewar daun atau batang sebagi larutan. Karbondioksida yang diberikan keudara dalam rumbah kaca dapat pula dipandang sebagai pupuk. Pupuk yang memberikan N, P dan K disebut pupuk lengkap. Pupuk dapat digolongkan pada bahan organik alam dan bahan kimia (anorganik). Pupuk dapat berwujud padat, cair atau gas. Kebanyakan berwujud pada dan diberikan pada tanah. Pupuk dapat dilarutkan dalam air irigasi, atau diberikan pada dedaunan. Nitrogen dapat diberikan kedalam tanah dalam bentuk gas ammonia (NH3), karena lebih berat dari udara dan larut secara cepat dalam air (Harjadi, 1979).
Didalam pupuk ini terdapat unsur hara yang sangat diperlukan bagi tanaman. Unsur hari sendiri terbagi menjadi dua, yaitu unsur hara esensial dan nonesensial. Yang paling banyak dipakai oleh tanaman adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur hara penting yang sangat diperlukan oleh tanaman dan bila tidak mendapatkan unsur hara tersebut tanaman tidak bisa melengkapi daur hidupnya dan merupakan unsur penyusun suatu molekul pada bagian tumbuhan. Unsur hara esensial tersebut terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Khlor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Seng (Zn), Tembaga (Cu) dan Molibdenum (Mo). Unsur hara tersebut memiliki fungsi tersendiri dan bila mengalami kekurangan (kekahatan) maka akan menimbulkan gejala yang berbeda – beda pada setiap unsur hara (Lakitan, 2008).

III.   METODE
3.1.Bahan
1.      Benih sawi
2.      Pupuk organik
3.      Pupuk urea
4.      Pupuk SP-36
5.      Pupuk KCl
6.      Kapur pertanian

3.2.Alat
1.      Cangkul
2.      Garpu tanah
3.      Knapsack  sprayer
4.      Sekop kecil
5.      Polybag
6.      Alat tulis
7.      Timbangan digital
8.      Meteran

3.3.Metodelogi
Praktikum dilaksanakan menggunakan metode observasi atau percobaan langsung dilapangan dengan menanam sawi pada kondisi yang berbeda. untuk melihat keragaman pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi, maka bibit sawi ditanam dipolibag dengan metode pemberian pupuk yang berbeda yaitu :
1.    Pemupukan tanaman hanya menggunakan pupuk urea, SP-36 dan KCl dengan aplikasi pemupukan sebagai berikut :
Komoditi
Pupuk
Dosis Per Tanaman Dan Waktu Aplikasi
0 HST
7 HST
14 HST
21 HST
Urea
1 gr
0,5 gr
0,5 gr
0,5 gr
SP-36
1 gr
-
-
-
KCl
0,5 gr
-
-
-
2.      Pemupukan tanaman hanya menggunakan pupuk daun dengan dosis 2 gram/liter air yang disemprotkan pada tanaman berumur 7 HST, 14 HST dan 21 HST.
3.      Pemupukan tanaman menggunakan pupuk Urea, SP-36 dan KCl dengan aplikasi sama dengan poin 1 diatas serta menggunkan pupuk daun dengan aplikasi sama dengan poin 2 diatas.

Jumlah tanaman yang menjadi tanaman sampel/ contoh adalah sebanyak 6 tanaman untuk setiap perlakuan sehingga diperoleh sebanyak 18 unit tanaman yang akan diamati.

3.4.Cara Kerja
1.      Persiapkan media tanam pada polibag berukuran volume 5 Kg dengan campuran tanah dan pupuk organik (2:1) sebanyak 18 polibag.
2.      Tanman bibit sawi berumur 20 hari pada media tanam polibag.
3.      Letakkan tanaman pada tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung.
4.      Pemupukan tanaman dilakukan sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan.
5.      Penyiraman tanaman dilakukan sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan.
6.      Pengendalian hama penyakit dilakukan secara intensif sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh pengampu.

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.   Hasil
Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan Menggunakan Pupuk Urea, KCl, SP-36
Minggu
Ulangan
Rata - rata
1
2
3
4
5
6
1
8
11
11,2
9
8
13
10,03
2
8
11
11,2
9
8
13
10,03
3
13,5
10
14
17
9
10
12,25
4
15
10,5
12,5
22
11,8
8,5
13,38

Jumlah Daun (helai) Perlakuan Menggunakan Pupuk Urea, KCl, SP-36
Minggu
Ulangan
Rata - rata
1
2
3
4
5
6
1
3
4
4
5
5
3
4
2
3
4
4
5
5
3
4
3
5
4
7
10
6
4
6
4
5
3
4
11
5
4
5

Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan dengan Pupuk Daun
Minggu
Ulangan
Rata – rata
1
2
3
4
5
6
1
11
13
8,5
11,3
8,5
6,9
9,87
2
11
13
8,5
11,3
8,5
9
10,22
3
9,5
10
20,5
0
6
17,5
10,58
4
12
10
26
0
6,5
0
9,08
           
            Jumlah Daun (helai) dengan Perlakuan Pupuk Daun
Minggu
Ulangan
Rata – rata
1
2
3
4
5
6
1
4
4
5
4
3
3
4
2
4
4
5
4
3
3
4
3
4
4
10
0
3
3
4
4
4
4
12
0
3
0
4


       Tinggi Tanaman (cm) dengan Perlakuan Kombinasi Pupuk
Minggu
Ulangan
Rata – rata
1
2
3
4
5
6
1
10,6
14,2
10
10,1
9,5
10
10,73
2
10,6
14,2
10
10,1
9,5
10
10,73
3
14
9,5
0
15,5
6,5
18
10,58
4
15
10
20,1
0
8,2
21
12,38

       Jumlaah Daun (helai) dengan Perlakuan Kombinasi Pupuk
Minggu
Ulangan
Rata – rata
1
2
3
4
5
6
1
3
4
3
4
3
4
4
2
3
4
3
4
3
4
4
     3
7
4
0
4
3
7
4
4
7
7
4
0
4
7
5

4.2.   Pembahasan
Pada praktikum ini pada perlakuan pemupukan dengan pupuk urea, Kcl dan SP-36 untuk mendapatkan tinggi tanaman dan jumlah daun didapatkan hasil tinggi tanaman rata-rata 11,43 dan jumlah daun rata-rata 5. Pada perlakuan pemupukan pupuk daun didapatkan hasil tinggi tanaman 9,94 cm dan jumlah daun 4 helai. Pada perlakuan kombinasi kedua perlakuan diatas didapatkan hasil tinggi tanaman 11,11 cm dan jumlah daun 4 helai.
Pada kondisi khusus pemberian pupuk melalui daun lebih efisien dibandingkan pemberian pupuk melalui tanah. Pemberian pupuk melalui daun merupakan teknik yang menjanjikan dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia pada lingkungan dalam rangka pertanian yang berkelanjutan (Toselli dan Tagliavini 2004). Penelitian Anand dan Byju (2008) yang menyatakan pemupukan N berpengaruh nyata meningkatkan warna hijau daun pada daun muda tanaman ubi kayu.

V.      KESIMPULAN
1.      Pemupukan lewat daun lebih baik dibandingkan dengan pupuk NPK, Kcl, dan SP-36 lewat tanah.
2.      Pada perlakauan kombinasinya lebih efisien karena terjadi kesimbangan unsur hara.
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, Ranklin P.; R. Brent Pearce dan Roger L. Mitchell.2008.Fisiologi
Tanaman Budidaya.Jakarta : UI-Press.

Harjadi, Sri Setyati.1979.Pengantar Agronomi.Jakarta:Gramedia.

Lakitan, Banyamin.2008. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Grafindo
Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar